Aktivitas Total Antioksidan Buah Pepaya Gunung (Carica pubescens)
Ditinjau dari Pengaruh Suhu dan Masa Panen
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sayuran dan buah-buahan telah
digunakan sebagai bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan manusia karena
dapat membantu mengurangi resiko dari banyak penyakit degeneratif yang
berkaitan dengan usia. Banyak buah-buahan segar dan sayuran ditemukan
mengandung antioksidan alami, terutama senyawa fenolik seperti asam ferulat,
katekin, dan asam askorbat (vitamin C) (Long, 2010). Antioksidan
didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara
bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang
relatif stabil . Antioksidan bertindak dengan satu atau lebih dari mekanisme
berikut: mereduksi aktivitas radikal bebas, penangkapan radikal bebas,
berpotensi membentuk kompleks logam pro-oksidan dan quenching oksigen singlet (Tachakittirungrod et. al., 2006).
Pepaya
gunung (Carica
pubescens) atau sering disebut
dengan pepaya mini merupakan sumber antioksidan alami yang diperlukan tubuh. Pepaya
mini ini tumbuh berkembang normal dan menghasilkan buah yang baik di Dataran
Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Buah ini merupakan buah konsumsi lokal
dalam jumlah terbatas. Menurut Carrasco (2008), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kandungan
senyawa fenolik total buah ini cukup tinggi yaitu 167 mg ekivalen asam galat/ g
buah serta kandungan vitamin C (asam askorbat) yaitu 31,41 mg/100g. Asam
askorbat merupakan antioksidan yang efektif karena mampu menangkap radikal
bebas; seperti superoksida dan 1-diphenil-2-picrilhidrazil
(DPPH), dibanding dengan senyawa flavon (naringin dan hesperidin) serta β-kriptoxantin
(Kondo et.al., 2005).
Aktivitas
antioksidan pada buah umumnya menurun seiring dengan kematangan buah (Srilaong
and Tatsumi, 2003). Untuk mengatasi hal tersebut kebanyakan buah pascapanen
disimpan dalam suhu yang rendah. Penyimpanan pada suhu rendah dapat mengurangi
kegiatan respirasi dan metabolisme, memperlambat proses penuaan, mencegah
kehilangan air dan mencegah kelayuan. Tetapi hal ini juga bergantung pada
spesies buah tersebut, Wang (2009) di dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
buah raspberry merah yang setengah masak memiliki kandungan antioksidan yang
lebih tinggi daripada buah yang masak, sedangkan Sáenz (2010) menyatakan bahwa
buah delima yang lebih matang memiliki kandungan fenolik dan kapasitas
antioksidan lebih besar daripada buah mentah. Sehingga dalam hal ini diperlukan
penetapan masa panen yang optimal untuk memaksimalkan potensi antioksidan dan
dengan demikian meningkatkan kualitas buah selama penyimpanan pascapanen.
Di
Indonesia, studi pemanfaatan buah
pepaya gunung (Carica pubescens) dan penetapan kadar senyawa
antioksidan yang terkandung dinilai masih sangat kurang. Padahal, apabila buah
ini dapat dikembangkan maka secara signifikan pastilah hal ini akan membawa
dampak positif, baik bagi lingkungan, kesehatan dan perekonomian.
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
·
Menentukan
nilai aktivitas total antioksidan pada buah papaya gunung (Carica pubescens).
· Mengidentifikasi
hubungan antara aktivitas total antioksidan dan penyimpanan buah pada suhu
rendah berdasarkan masa panen buah pepaya gunung (Carica pubescens).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar