Kamis, 03 November 2011

for example


Aktivitas Total Antioksidan Buah Pepaya Gunung (Carica pubescens)
Ditinjau dari Pengaruh Suhu dan Masa Panen 

1.      PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sayuran dan buah-buahan telah digunakan sebagai bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan manusia karena dapat membantu mengurangi resiko dari banyak penyakit degeneratif yang berkaitan dengan usia. Banyak buah-buahan segar dan sayuran ditemukan mengandung antioksidan alami, terutama senyawa fenolik seperti asam ferulat, katekin, dan asam askorbat (vitamin C) (Long, 2010). Antioksidan didefinisikan sebagai inhibitor yang bekerja menghambat oksidasi dengan cara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif stabil . Antioksidan bertindak dengan satu atau lebih dari mekanisme berikut: mereduksi aktivitas radikal bebas, penangkapan radikal bebas, berpotensi membentuk kompleks logam pro-oksidan dan quenching oksigen singlet (Tachakittirungrod et. al., 2006).
Pepaya gunung (Carica pubescens) atau sering disebut dengan pepaya mini merupakan sumber antioksidan alami yang diperlukan tubuh. Pepaya mini ini tumbuh berkembang normal dan menghasilkan buah yang baik di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Buah ini merupakan buah konsumsi lokal dalam jumlah terbatas. Menurut Carrasco (2008), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kandungan senyawa fenolik total buah ini cukup tinggi yaitu 167 mg ekivalen asam galat/ g buah serta kandungan vitamin C (asam askorbat) yaitu 31,41 mg/100g. Asam askorbat merupakan antioksidan yang efektif karena mampu menangkap radikal bebas; seperti superoksida dan 1-diphenil-2-picrilhidrazil (DPPH), dibanding dengan senyawa flavon (naringin dan hesperidin) serta β-kriptoxantin (Kondo et.al., 2005).
Aktivitas antioksidan pada buah umumnya menurun seiring dengan kematangan buah (Srilaong and Tatsumi, 2003). Untuk mengatasi hal tersebut kebanyakan buah pascapanen disimpan dalam suhu yang rendah. Penyimpanan pada suhu rendah dapat mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme, memperlambat proses penuaan, mencegah kehilangan air dan mencegah kelayuan. Tetapi hal ini juga bergantung pada spesies buah tersebut, Wang (2009) di dalam penelitiannya menunjukkan bahwa buah raspberry merah yang setengah masak memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi daripada buah yang masak, sedangkan Sáenz (2010) menyatakan bahwa buah delima yang lebih matang memiliki kandungan fenolik dan kapasitas antioksidan lebih besar daripada buah mentah. Sehingga dalam hal ini diperlukan penetapan masa panen yang optimal untuk memaksimalkan potensi antioksidan dan dengan demikian meningkatkan kualitas buah selama penyimpanan pascapanen.
Di Indonesia, studi pemanfaatan buah pepaya gunung (Carica pubescens)  dan penetapan kadar senyawa antioksidan yang terkandung dinilai masih sangat kurang. Padahal, apabila buah ini dapat dikembangkan maka secara signifikan pastilah hal ini akan membawa dampak positif, baik bagi lingkungan, kesehatan dan perekonomian.

1.2  Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
·        Menentukan nilai aktivitas total antioksidan pada buah papaya gunung (Carica pubescens).
·      Mengidentifikasi hubungan antara aktivitas total antioksidan dan penyimpanan buah pada suhu rendah berdasarkan masa panen buah pepaya gunung (Carica pubescens).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;