Bartolomeo Cristofori terkenal sebagai perintis pembuatan piano.
Dua dari ciptaannya yang terkenal masih tersimpan sampai sekarang, Pertama di
Metropolitan Museum of Art, New York 1720. Dan yang kedua buatan tahun 1726
tersimpan di museum Leipzig, Germany. Pada awal mula diciptakan, suaranya tidak
sekeras piano yang dapat didengar pada abad 20-an. Hal ini dikarenakan tegangan
tuts piano saat itu tidak sekuat piano yang ada sekarang.
Piano sendiri lahir
dari keinginan untuk menggabungkan keindahan nada clavichord dengan kekuatan
harpsichord. Hasrat itu mendorong Marius dari Paris (1716), Schroter dari
Saxony (1717), dan Christofori (1720) dari Padua, Italia, untuk membuat piano.
Namun, hasil utuh dan lengkap cuma ditunjukkan Bartolomeo Christofori. Dari
piano ciptaan pemelihara harpsichord dan spinet (harpsichord kecil) di Istana
Florentine - kediaman Pangeran Ferdinand de’Medici - inilah piano modern
berakar.
Pada pertengahan
abad XVII piano dibuat dengan beberapa bentuk. Awalnya, ada yang dibuat mirip
desain harpsichord, dengan dawai menjulang. Piano menjadi lebih rendah setelah
John Isaac Hawkins memodifikasi letaknya menjadi sejajar lantai. Lalu, dengan
munculnya tuntutan instrumen musik lebih ringan, tidak mahal, dan dengan
sentuhan lebih ringan, para pembuat piano Jerman menjawabnya dengan piano
persegi. Sampai 1860 piano persegi ini mendominasi penggunaan piano di rumah.
Rangka untuk senar
piano pertama menggunakan rangka kayu dan hanya dapat menahan tegangan ringan
dari senar. Akibatnya, ketika pada abad XIX dibangun gedung-gedung konser
berukuran besar, suara piano tadi kurang memadai. Maka, mulailah dibuat piano
dengan rangka besi. Sekitar tahun 1800 Joseph Smith dari Inggris membuat suatu
piano dengan rangka logam seluruhnya. Piano hasil inovasinya mampu menahan
tegangan senar sangat kuat, sehingga suara yang dihasilkan pun lebih keras.
Sekitar 1820, banyak pembuat menggunakan potongan logam untuk bagian piano
lainnya. Pada 1822, Erard bersaudara mematenkan double escapement action, yang
merupakan temuan tersohor dari yang pernah ada berkaitan dengan cara kerja
piano.
Notasi piano Dalam
perkembangannya, sebelum memiliki 88 tuts seperti sekarang, piano memiliki lima
oktaf dan 62 tuts. Ia juga dilengkapi dengan pedal. Semula pedal itu digerakkan
dengan lutut. Namun, kemudian pedal kaki yang diperkenalkan di Inggris menjadi
populer hingga sekarang.
Sejumlah
pengembangan berlanjut pada abad XIX dan XX. Tegangan senar, yangg semula
ditetapkan 16 ton pada tahun 1862, bertambah menjadi 30 ton pada piano modern.
Hasilnya adalah sebuah piano dengan kemampuan menghasilkan nada yang tidak
pernah dibayangkan Frederic Chopin, Ludwig van Beethoven, dan bahkan Franz
Liszt.
Sebuah perkembangan
nyata di abad XX (berawal di tahun 1930-an) adalah kehadiran piano elektronik
(atau piano listrik), yang didasarkan pada teknologi elektroakustik atau metode
digital. Nada suaranya terdengar melalui sebuah amplifier dan loudspeaker.
Dari sisi mutu
suara, piano elektronik nyaris tak ada bedanya dengan piano biasa. Perbedaan
terletak pada berbagai fitur yang melengkapinya. Fitur itu tentu tidak ada sama
sekali dalam piano biasa. Misalnya, bisa dihubungkan dengan perangkat MIDI,
komputer, alat rekam; memiliki pengatur volume, tusuk kontak untuk pendengar
kepala; dan sebagainya.
B.
PERKEMBANGAN INSTRUMEN PIANO
Asal muasalnya, piano dikembangkan dari alat musik
kecapi. Perbedaannya, kecapi dimainkan dengan dipetik. Sedangkan piano ditekan
tuts-tutsnya.
Secara
umum, piano termasuk ke dalam kelompok musik instrumental. Piano memproduksi
suara dari getaran papan suara yang volumenya dapat diperkuat (dapat diatur
besar kecilnya).
Secara
luas, piano di dalam musik dapat menjadi performa pada nyanyian tunggal dan
sebagai pengantar nyanyian solo. Dalam artian, piano dapat hidup dan mengiringi
penyanyi tanpa bantuan atau iringan alat musik lain. Suara yang dihasilkan
piano sudah dapat mewakili alat musik lainnya.
Meskipun
demikian, piano akan lebih berarti lagi didengar dengan bantuan alat musik
lain. Yang perlu ditekankan di sini, piano dapat mengalun indah tanpa bantuan
alat musik lain. Tidak sama halnya dengan alat musik lain, yang kurang enak
didengar tanpa dilengkapi piano. Banyak musik-musik instrumen yang bersinar
karena andil dari piano.
Pada
akhir periode 1790 sampai 1860, piano era Mozart mengalami
perubahan yang hebat, dimana instrumen modern semakin terlihat memimpin. Pada
revolusinya, piano banyak mendapat dukungan dari komposer dan pianis-pianis
terkenal yang mengiringi perkembangannya. Sehingga piano dalam musik semakin
memiliki power yang tinggi. Teknologi dalam pembuatan piano pun semakin
menggunakan alat-alat berteknologi tinggi.
Dalam
beberapa waktu, gaya suara piano meningkat. Dari 5 oktav menjadi 7 1/3 (atau
bahkan lebih) oktav, ini menandakan piano semakin modern. Kemajuan teknologi
ini banyak bersumber dari perusahaan di Inggris, Broadwood. Selama
bertahun-tahun, instrumen buatan Broadwood mengalami perkembangan menjadi lebih
banyak jenisnya, lebih baik suaranya, juga dikemas secara baik dan rapi.
Perusahaan
Broadwood mengirim piano mereka kepada Hadyn dan Beethoven. Cakupan kemampuan
piano yang mereka kirim itu lebih dari lima oktaf. pada tahun 1790an, tahun
1810 menyusul menjadi enam oktav, sampai pada tahun 1820 akhirnya menjadi tujuh
oktav. Sampai-sampai banyak perusahaan pembuat piano mengikuti trend ini.
Bercerita
tentang piano sama halnya seperti menceritakan seorang superstar. Seperti
layaknya seorang superstar, piano yang terkenal itu juga banyak dikagumi
berbagai kalangan. Piano bisa masuk dalam industri musik dan perfilman, yang
dengan mudahnya dilihat dan didengar siapa saja.
Sejak
tahun 1830-an, konser piano selalu di idolakan banyak penggemar musik. Setiap
para pianis terkenal menggelar konsernya, kerap kali dipadati oleh para
penggemar. Mereka selalu berbondong-bondong mengantri tiket konser piano
seperti semut. Karena bagaimanapun juga, piano bisa masuk ke hampir seluruh
musik terkenal.
Contoh
pada ke-27 konser piano yang digelar Mozart. Konser ini benar-benar merupakan
konser musik instrumental yang tanpa bantuan iringan penyanyi ternyata tetap
dapat lebih dinikmati. Inilah kehebatan yang dimiliki alat musik piano.
Permainan pada konser piano bisa terlaksana dengan baik secara solo
(sendirian), duo (berdua), trio (bertiga), maupun kuartet (berempat). Hal ini
telah dibuktikan sejak lama oleh para pianis terkenal seperti Mozart, Hadyn,
Beethoven, Schubert, Schumann, Mendelssohn dan Brahms.
Salah satu peran
piano dalam industri perfilman adalah sebagai alat musik yang mengiringi
jalannya film tersebut. Dapatkah loe membayangkan jika film yang loe tonton
tidak didukung oleh latar belakang musik? Piano sangat lekat dengan alur-alur
cerita dalam film. Jika pada film itu ceritanya sedih, diputarkanlah alunan
musik piano yang lagunya sedih atau melow, sedangkan jika film itu seru
(misalnya film aksi), maka diputarkanlah musik yang membuat adrenalin naik.
Kesemua ini senantiasa diperankan oleh piano.
C.
JENIS – JENIS PIANO
1.
Grand Piano
Inilah piano yang sebenar-benarnya.
Berasal dari konstruksi kayu mengkilap, dengan tuts berjumlah 88. Piano ini
memiliki kotak akustik yang ditidurkan, dengan deretan senar-senar yang diketuk
hammer piano ditidurkan. Merk yang paling eksklusif dari jenis ini adalah
Steinway, sedangkan yang biasa kita temui di Indonesia adalah Yamaha Grand
Piano. Harganya sama dengan satu unit mobil mewah, 400 jutaan ke atas.
2.
Upright Piano
Masih
di jajaran kategori piano akustik, juga berkonstruksi kayu, 88 tuts,
kotak akustik serta senar-senarnya. Tetapi yang membedakan dengan adalah
posisi kotak akustiknya yang berdiri. Dengan konstruksi seperti ini, piano
model ini menghemat tempat. Jadi jika para peminat piano tidak terlalu punya
tempat untuk meletakkan Grand Piano dan masih ingin menikmati suara dentingan
piano akustik asli, upright piano bisa Anda pilih.
Piano akustik, untuk mendapatkan
kualitas yang prima memerlukan perawatan yang sangat merepotkan. Selain suhu
tertentu diperlukan untuk menjaga ketegangan senar-senar nada piano, setiap
kali piano model ini dipindahkan, nada-nadanya harus di tune ulang
3.
Synthetizer
Adalah sebuah terobosan Kawai dan Yamaha
yang memperkenalkan synthetizer pada tahun 80-an. Sebuah sampling suara piano
memungkinkan bunyi piano dihasilkan dari alat-alat elektronik yang dialiri
listrik. Teknologi synthetizer berkembang sehingga digital piano sendiri
memiliki kategorisasi tersendiri: digital piano, keyboard, dan synthetizer.
Digital piano ditandai dengan rentang
nadanya yang sama dengan piano akustik biasa, yaitu sepanjang 88 nada. Model
tuts-nya masih menggunakan tipe gradded-hammer, atau efek yang Anda rasakan
ketika menekan tuts piano. Berat, dan seperti mengetukkan palu ke senar-senar
nada. Model yang paling populer di panggung contohnya adalah Roland RD-700 atau
RD-300, sedangkan untuk pengguna rumahan, Yamaha seri Clavinova adalah
contoh yang paling populer.
4.
Keyboard
Apa
beda dengan digital piano? Hal pertama yang paling mencolok adalah model
tuts-nya. Keyboard tidak menggunakan , melainkan model . Ini artinya
efek seperti mengetukkan palu tidak bisa dirasakan, karena itu tuts keyboard
jauh lebih ringan untuk ditekan, dan rasanya seperti menekan plastik tanpa
sensasi menekan tuts piano akustik. Rentang nada yang dimiliki juga lebih
sedikit, hanya sepanjang 61 nada. Memotong nada atas dan nada bawah piano, dan
menyisakan nada tengahnya saja.
Tetapi kelebihan keyboard adalah
kemampuannya menghasilkan suara bermacam-macam alat musik. Ia juga memiliki
kemampuan untuk memainkan irama dengan variasi yang banyak, sehingga kita bisa
bermain diiringi sebuah band lengkap dengan bantuan hanya satu unit keyboard
saja.
Keyboard model seperti
paling sering muncul di hajatan seperti pesta pernikahan. Orang awam sering
menyebutnya musik . Dengan memainkan suatu (iringan nada-nada
berbagai alat musik dalam satu band yang disimpan dalam format MIDI) pada
keyboard, pemain keyboard cukup memainkan melodinya saja dengan bunyi-bunyi
tertentu, sambil menekan yang bersesuaian. Jauh lebih murah dan praktis
daripada harus mendatangkan satu band lengkap.
Contoh yang populer adalah Yamaha seri PSR, atau Roland seri E.
Seperti
namanya, alat ini adalah pembuat suara buatan yang handal. Hal yang paling
kelihatan mencolok adalah rentang nadanya yang mungkin hanya dua oktaf saja,
memiliki banyak panel-panel instrumen seperti , dll pada papan
keyboardnya. Alat ini memang ditujukan untuk membuat style, dan mengaransemen
sebuah lagu. Sebuah aransemen dibuat dengan alat ini satu demi satu — atau
istilahnya layer demi layer. Pola-pola instrumen drum, gitar, bass, dan
variasinya ketika masuk chorus, bridge, atau coda dibuat satu per satu. Ketika
sudah jadi, semua layer digabungkan menjadi satu menjadi sebuah aransemen musik
yang bisa dimainkan oleh keyboard.
mye_20